Pages

Selasa, 18 Januari 2011

Mengenal Para Penyusun Hadits


Dalam agama Islam, ada begitu banyak pedoman yang mengatur kehidupan para penganutnya. Tak hanya dalam hal urusan ibadah pada Allah, tapi juga seluruh aspek kehidupan, seperti ekonomi, hukum, harta waris, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, Alhadits menduduki tempat kedua setelah Alquran. Berhubung sebagian isi Alquran merupakan pedoman-pedoman yang disebutkan secara garis besar, maka Alhaditslah yang merinci pedoman-pedoman dalam Alquran tersebut sehingga dapat diamalkan dengan mudah oleh kaum muslimin.  
Secara bahasa, hadits berarti cerita,sedangkan secara istilah, hadits berarti segala perkatan, perbuatan, dan tindak tanduk Nabi Muhammad SAW.  Saat ini kita mengenal berbagai macam kitab hadits yang begitu banyak jumlahnya. Namun, dari sekian banyak itu, ada enam hadits yang menjadi rujukan utama, yakni hadits-hadits yang disusun oleh Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Nasa’I, Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Apakah anda sudah mengenal mereka? Nah, dalam artikel ini saya mengajak anda semua untuk sedikit tahu tentang para penyusun hadits ini. Semoga saja setelah Anda membacanya, akan muncul keinginan untuk meneladani semangat mereka dalam mencari dan melestarikan ilmu agama ini. Sumbernya seperti artikel saya sebelumnya, yakni dari buku agenda saya.
1.       Imam Bukhori (Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin  Al Mughirah Al Bukhari)
Imam Bukhari lahir di Bukhara (sekarang wilayah Uzbekistan) pada tahun 194 H/810 M dan wafat di Hartank, salah satu pedesaan di Samarkand pada tahun 256 H/870 M. Imam Bukhari adalah seorang ilmuwan muslim dan penghafal hadits Rasulullah SAW. Buku-buku yang ditulisnya ialah Aljami’ Ashshahih, yang dikenal dengan nama Shahih Altarikh, dan Adhdhuafa’ yang keduanya menjelaskan tentang para periwayat hadits. Pada tahun 210 H beliau melakukan perjalanan panjang untuk mencari hadits. Beliau mengunjungi Khurasan, Irak, Mesir, dan Syam (Syiria). Imam Bukhari belajar hadits dari 1.000 orang guru dan mengumpulkan sekitar 600 ribuan hadits. Dari jumlah tersebut, beliau memilih hadits-hadits yang perowinya shahih saja untuk ditulis dalam kitab shahihnya. Dalam kitabnya tersebut terdapat 7.562 hadits.
 
Masjid di kota Bukhara. www.culturexpeditions.com
2.       Imam Muslim (Muslim bin Alhajjaj bin Muslim Alqusyairi Annaisaburi)
Imam Muslim lahir di Naisabur, Iran pada tahun 204 H/820 M dan wafat di pinggiran kota Naisabur pada tahun 261 H/875 M. Beliau melakukan perjalanan ke Hijaz, Mesir, Syam, dan Irak. Kitab Shahih Muslim merupakan salah satu karyanya yang paling terkenal, di antara karyanya yang lain ialah Almusnad Alkabir (mengenai derajat para periwayat hadits), Aljami’ (disusun per bab), Alkina wa Alasma, Alafrad wa Alwildan, Tasmiyah Syuyukh Malik wa Syu’bah, Kitab Almukhadhramin, dan Kitab Aulad Ashshahabah. Jumlah hadits yang terdapat dalam buku Shahih Muslim sebanyak 3.033 hadits, setelah dilakukan penyisihan terhadap hadits yang berulang.
3.       Imam Abu Dawud (Sulaiman bin Alasy’ats bin Ishaq bin Basyir Alazdi Assijistani)
Imam Abu Dawud lahir di Sijistan, Afghanistan pada tahun 202 H/817 M. Beliau merupakan imam ahli hadits pada zamannya. Beliau melakukan pengembaraan panjang untuk mencari ilmu hingga akhirnya wafat di Basrah, Irak pada tahun 275 H/889 M. Kitabnya, Assunan merupakan salah satu dari enam kitab hadits rujukan yang menghimpun 5.232 hadits yang merupakan pilihan dari 500 ribu hadits miliknya. Kitab-kitabnya yang lain adalah Kitab Azzuhd, Al Ba’ts(artikel), Tasmiyah Alikhwah(artikel), dan Akhbar Abi Dawud yang disusun oleh Imam Aljuludi.
4.       Imam Nasa’I (Ahmad bin Ali bin Syuaib bin Ali bin Sinan bin Bahr bin Dinar)
Imam Nasa’I lahir di Nasa’I, Turkmenistan pada tahun 215 H/830 M  adalah penulis Kitab Assunan (Annasa’i). beliau pernah menjelajahi negerinya hingga akhirnya menetap di Mesir. Pengembaraannya bertujuan mencari para ahli ilmu di setiap tempat yang didatanginya. Lalu melanjutkan pengembaraannya ke Ramala, sampai akhirnya wafat dan dimakamkan di Baitul Maqdis pada tahun 303 H/915 M. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa beliau wafar di Mekah saat menunakan ibadah haji. Kitab-kitabnya adalah Assunan Alkubra (di bidang hadits), Almujtaba (yang dikenal juga dengan Assunan Ashshughra), Adhdhu’afa wa Almatrukun (di bidang periwayat hadits), Khashaish Ali, Musnad Ali, dan Musnad Malik. Dalam kitab sunannya termuat 5.769 hadits.
5.       Imam Tirmidzi (Muhammad bi Isa bin Saurah bin Musa Assilmi Albughi Attirmidzi)
Imam Tirmidzi lahir di Tirmidz, Uzbekistan pada tahun 209 H/824 M dan wafat di Tirmidz pada tahun 279 H/892 M. Beliau adalah salah seorang imam ulama hadits sekaligus penghafal hadits. Imam Tirmidzi belajar dari Imam Bukhari dan beberapa guru Imam Bukhari. Beliau mengembara ke Khurasan, Irak, dan Hijaz. Meski mengalami kebutaan di akhir masa hidupnya, beliau tetap dijadikan teladan dalam penghafalan hadits. Di antara buku-buku karangannya adalah Aljami’ Alkabir yang kemudian terkenal dengan Shahih Attirmidzi (di bidang hadits) Asysyamail Annabawiyyah, Altarikh, dan Allal (di bidang hadits). Konon, kitab Sunannya memuat 3.956 hadits.
6.       Imam Ibnu Majah (Muhammad bin Yazid Arrab’I Alqazwaini)
Imam Ibnu majah lahir di Qazwain, Iran pada tahun 209 H/824 M dan wafat pula di Qazwain pada tahun 273 H/887 M. Beliau adalah salah seorang pemuka ilmu hadits, dan merupakan penduduk asli Qazwain (sebelah barat laut kota Teheran). Beliau mengembara ke Basrah, Baghdad, Syam, Mesir, Hijaz, dan Ray untuk mencari hadits. Buku-buku yang disusunnya adalah Sunan Ibnu Majah, yang merupakan salah satu dari enam kitab hadits rujukan, Tafsir Alquran, dan Tarikh Alqazwain. Dalam kitab sunannya terdapat 4.341 hadits dan 3.003 haditsnya juga terdapat pada lima kitab hadits rujukan sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo bagi yang mau berkomentar, silakan mengisi kotak di bawah ini :)