Syirik menurut bahasa berarti menyekutukan atau menggandeng. Menurut
istilah, syirik adalah menyamakan sesuatu selain Allah dengan Allah di dalam
sesuatu yang hanya khusus bagi Allah. Kata syirik sendiri merujuk pada
perbuatan yang dilakukan, sementara orang yang melakukan perbuatan syirik
disebut musyrik.
Sumber gambar: http://shikitav.wordpress.com
Syirik merupakan dosa besar yang tidak diampuni dosanya. Allah
berfirman di dalam Alquran Surat An Nisa’:48
Artinya: Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni bila Dia disyirikkan dan Dia mengampuni pada
apa-apa (dosa) selain demikian itu (syirik) bagi orang yang Dia kehendaki. Dan barang
siapa yang syirik kepada Allah maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
Syirik ada 2
macam, yaitu
1. 1. Syirik akbar
Syirik akbar merupakan dosa besar yang dapat membawa
pelakunya keluar dari Islam dan kekal abadi selama-lamanya di dalam neraka apabila sampai meninggal tidak bertaubat.
Contoh syirik akbar antara lain
Ø
berdoa, bersujud, atau menyembah pada kuburan,
patung, dll,
Ø meyakini secara penuh bahwa jimat, batu bertuah,
dll dapat memberi manfaat atau kemudhorotan,
Ø meyakini secara penuh bahwa dukun, peramal, dll
dapat mengetahui peristiwa di masa depan, mengetahui letak barang yang hilang,
dan lain sebagainya.
2. 2. Syirik kecil
Syirik kecil tidak membuat seseorang keluar dari Islam
tetapi mengurangi tauhid dan bisa menjadi perantara kepada syirik akbar.
Syirik kecil ada 2 macam:
a. Syirik dhohir (nyata)
Syirik
dhohir adalah syirik yang tampak dalam bentuk ucapan maupun perbuatan.
Salah satu contohnya adalah bersumpah dengan nama selain Allah. Sebagai makhluk ciptaan Allah, kita hanya
boleh bersumpah dengan nama Allah. Hanya Allah sendirilah yang boleh bersumpah
dengan nama selain-Nya. Di dalam Alquran banyak dijumpai ayat-ayat yang berisi sumpah Allah dengan nama ciptaan-Nya. Contohnya:
Q.S.
Al ‘Ashr: 1
Artinya: Demi
masa
Q.
S. Asy Syams: 1
Artinya: Demi
matahari dan terangnya matahari
b. Syirik khofi (samar/tersembunyi)
Syirik
khofi adalah syirik yang tidak tampak, karena berada di dalam hati. Jenis syirik inilah yang dikhawatirkan oleh Nabi akan dilakukan oleh umatnya. Nabi percaya umatnya tidak akan lagi menyembah berhala, tapi untuk menata hati agar terhindar dari syirik khofi kadang memang bukan perkara yang mudah. Contoh paling gampang dari syirik khofi ialah mengerjakan suatu amalan tertentu tetapi tidak diniati murni karena Allah, tidak diniati untuk mencari pahala, tidak diniati untuk
melaksanakan perintah Allah. Bisa jadi seseorang mengerjakan amalan dengan tujuan riya’
(supaya dilihat orang lain) atau dengan tujuan untuk sum’ah ( supaya didengar oleh orang lain). Orang yang beramal tidak karena
Allah tidak akan diberi pahala oleh Allah, justru dosa syiriklah yang
didapat olehnya. Rugi bukan?
Sumber gambar: http://canvasforimagination.blogspot.com
Riya’ tidak hanya bisa dilakukan saat amalan dikerjakan, bisa pula
saat orang yang bersangkutan membicarakan amalan tersebut dengan orang lain, dengan
niat supaya dipuji atau hanya sekedar supaya orang lain tahu. Oleh karena itu, sebaiknya hindarilah menulis di jejaring sosial soal amal ibadah yang telah kita kerjakan. Misalnya, “Capek
juga ya Sholat Dhuha’ 12 rekaat”. atau “Tahajud
dulu, ah.” dan lain sebagainya. Sebenarnya apa toh tujuan menuliskan hal-hal
seperti itu di jejaring sosial? Walaupun toh diniati bukan untuk riya’ tapi terbiasa
melakukan hal-hal seperti itu bisa menjerumuskan kita kepada riya’. Capek-capek mengerjakan
amalan tapi tak mendapat pahala sedikitpun. Itu namanya muspro, tidak ada gunanya. Bukankah lebih baik bila kita tidak dianggap sebagai ahli ibadah tapi sebenarnya ahli ibadah, daripada dikenal sebagai ahli ibadah tapi sebenarnya tidak berpahala.
Satu hal lagi yang perlu kita waspadai terkait syirik adalah lagu-lagu yang liriknya mengandung syirik. Bisa jadi, karena asyik menyanyi lupa bahwa isi nyanyiannya syirik sehingga tanpa sadar kita sudah mengucapkan kata-kata syirik. Makanya kalau mau nyanyi pilih-pilih ya. :D Lagipula terlalu banyak menyanyikan lagu-lagu itu juga tidak baik.
Satu hal lagi yang perlu kita waspadai terkait syirik adalah lagu-lagu yang liriknya mengandung syirik. Bisa jadi, karena asyik menyanyi lupa bahwa isi nyanyiannya syirik sehingga tanpa sadar kita sudah mengucapkan kata-kata syirik. Makanya kalau mau nyanyi pilih-pilih ya. :D Lagipula terlalu banyak menyanyikan lagu-lagu itu juga tidak baik.
Nah... dengan
begitu besarnya ancaman dan kerugian bagi orang yang berbuat syirik, maka hendaklah kita
mengoreksi diri kita sendiri. Apakah selama ini kita masih mengerjakan syirik? Apakah
amalan kita selama ini masih tercampur dengan syirik khofi? Bagi pembaca yang mengenal saya, bila suatu saat menjumpai saya mengerjakan hal-hal diatas, mohon untuk mengingatkan saya. Karena, walaupun saya menulis seperti ini bukan berarti saya pasti bersih dari hal-hal di atas. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Selamat berintrospeksi. J
+ comments + 2 comments
salam kenal mas yusuf. Alhamdulilah jaza kallahu khoiro info nya. Saya di MWB..
Di tunggu kunjungan balik nya.
Salam kenal juga mas Ari, amin... Sering-sering maen ke sini ya :D insya Allah kapan-kapan saya maen ke situ juga. :)
Posting Komentar
Monggo bagi yang mau berkomentar, silakan mengisi kotak di bawah ini :)