“Sesungguhnya amalan itu
tergantung niatnya” itulah sebuah dalil yang mungkin sering kita dengar. Salah
satu makna yang terkandung di dalamnya adalah bahwasanya seseorang mendapatkan
pahala atau tidak atas amalan yang dikerjakannya tergantung bagaimanakah niatnya.
Walaupun amalan yang dikerjakan sudah saking banyaknya hingga tak terhitung
jumlahnya, jika tidak disertai niat yang murni karena Allah, maka segala yang
dikerjakan itu menjadi muspro, tidak berpahala.
Di akhirat nanti, orang seperti
itu hanya akan diiming-imingi balasan amalnya. Balasan yang seharusnya
didapatkan hanya akan diperlihatkan padanya. Jika saja dulu saat di dunia
amalannya diniati karena Allah, maka ia akan mendapat “begini... begitu... dan seperti
itu...”. Namun, karena tidak niat karena Allah maka semua itu tidak jadi ia
dapatkan. Rugikan? Pasti.
Tak hanya itu, mengerjakan amalan
dengan niat karena selain Allah, entah karena ingin dipuji, ingin mengambil
hati calon mertua *eh, atau sekedar pencitraan, termasuk syirik khofi (syirik
yang samar). Jadi, amalan yang dikerjakan tidak medatangkan pahala justru malah
berbuah dosa. Sungguh suatu kerugian yang besar.
Sumber gambar: khilafatworld.com
Lalu bagaimanakah cara agar kita
bisa selalu menjaga niat karena Allah? Berikut ini langkah-langkah agar bisa
menjaga niat karena Allah yang saya catat dari materi pengajian beberapa tahun
silam:
1.
selalu mengingat-ingat bahwa Allah akan memberi kefadholan kepada
orang yang niat karena Allah dan memberi siksa pada yang beramal tidak karena
Allah,
2. senang beramal ibadah dengan cara sembunyi, tidak senang
menampakkan amal ibadah yang dikerjakan kepada orang lain,
3.
merasa khawatir amalnya ditolak/ tidak diterima oleh Allah,
sehingga menghindari hal-hal yang menyebabkan amal tidak diterima, misalnya
ngundat-undat, riya’, dan lain sebagainya,
4. tidak senang apabila amal kebaikannya dipuji orang lain, sehingga
amal ibadahnya tidak diceritakan pada orang lain, (termasuk lebih baik tidak
perlu update status, ataupun ngetwit habis mengerjakan suatu amalan tertentu,
walaupun tidak bermaksud apa-apa tapi hal itu berpotensi untuk mengubah niat
ibadah kita)
5.
meneliti niat yang ada dalam hati sebelum melaksanakan amal
kebaikan,
6. memohon pertolongan kepada Allah (berdoa) agar selalu bisa menata
hati dengan karena Allah dalam beramal.
Itulah enam langkah yang mungkin
bisa membantu kita menjaga niat supaya murni karena Allah. Sebagai tambahan,
agar niat kita tidak berubah oleh gangguan setan, maka setelah selesai
mengerjakan ibadah atau perbuatan baik ucapkanlah “Alhamdulillah”. Dengan
begitu kita bisa menyadari bahwa kita bisa mengerjakan kebaikan itu atas izin
Allah dan kita juga ingat bahwa amalan yang barusan kita kerjakan diniati
karena Allah. Semoga sedikit tulisan ini bisa membawa manfaat bagi kita semua.
Selamat mencoba. J