Pages

Sabtu, 16 Maret 2013

Bagaimanakah Cara Menjaga Niat Karena Allah?

“Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya” itulah sebuah dalil yang mungkin sering kita dengar. Salah satu makna yang terkandung di dalamnya adalah bahwasanya seseorang mendapatkan pahala atau tidak atas amalan yang dikerjakannya tergantung bagaimanakah niatnya. Walaupun amalan yang dikerjakan sudah saking banyaknya hingga tak terhitung jumlahnya, jika tidak disertai niat yang murni karena Allah, maka segala yang dikerjakan itu menjadi muspro, tidak berpahala.
Di akhirat nanti, orang seperti itu hanya akan diiming-imingi balasan amalnya. Balasan yang seharusnya didapatkan hanya akan diperlihatkan padanya. Jika saja dulu saat di dunia amalannya diniati karena Allah, maka ia akan mendapat “begini... begitu... dan seperti itu...”. Namun, karena tidak niat karena Allah maka semua itu tidak jadi ia dapatkan. Rugikan? Pasti.
Tak hanya itu, mengerjakan amalan dengan niat karena selain Allah, entah karena ingin dipuji, ingin mengambil hati calon mertua *eh, atau sekedar pencitraan, termasuk syirik khofi (syirik yang samar). Jadi, amalan yang dikerjakan tidak medatangkan pahala justru malah berbuah dosa. Sungguh suatu kerugian yang besar.
Sumber gambar: khilafatworld.com
Lalu bagaimanakah cara agar kita bisa selalu menjaga niat karena Allah? Berikut ini langkah-langkah agar bisa menjaga niat karena Allah yang saya catat dari materi pengajian beberapa tahun silam:
1.    selalu mengingat-ingat bahwa Allah akan memberi kefadholan kepada orang yang niat karena Allah dan memberi siksa pada yang beramal tidak karena Allah,
2.   senang beramal ibadah dengan cara sembunyi, tidak senang menampakkan amal ibadah yang dikerjakan kepada orang lain,
3.    merasa khawatir amalnya ditolak/ tidak diterima oleh Allah, sehingga menghindari hal-hal yang menyebabkan amal tidak diterima, misalnya ngundat-undat, riya’, dan lain sebagainya,
4.   tidak senang apabila amal kebaikannya dipuji orang lain, sehingga amal ibadahnya tidak diceritakan pada orang lain, (termasuk lebih baik tidak perlu update status, ataupun ngetwit habis mengerjakan suatu amalan tertentu, walaupun tidak bermaksud apa-apa tapi hal itu berpotensi untuk mengubah niat ibadah kita)
5.    meneliti niat yang ada dalam hati sebelum melaksanakan amal kebaikan,
6.   memohon pertolongan kepada Allah (berdoa) agar selalu bisa menata hati dengan karena Allah dalam beramal.
Itulah enam langkah yang mungkin bisa membantu kita menjaga niat supaya murni karena Allah. Sebagai tambahan, agar niat kita tidak berubah oleh gangguan setan, maka setelah selesai mengerjakan ibadah atau perbuatan baik ucapkanlah “Alhamdulillah”. Dengan begitu kita bisa menyadari bahwa kita bisa mengerjakan kebaikan itu atas izin Allah dan kita juga ingat bahwa amalan yang barusan kita kerjakan diniati karena Allah. Semoga sedikit tulisan ini bisa membawa manfaat bagi kita semua. Selamat mencoba. J

7 komentar:

  1. ^^ Maksudnya? Mau di-share? Silakan :)

    BalasHapus
  2. ribet juga ya ternyata
    semakin di pelajari semakin membingungkan
    maaf, saya baru remaja ^_^
    jadi perlu pembimbing

    BalasHapus
  3. bagus,semoga bermanfaat buat orang lain

    BalasHapus
  4. Seperti ilmu padi semakin berisi semakin menunduk,

    BalasHapus

Monggo bagi yang mau berkomentar, silakan mengisi kotak di bawah ini :)