Penerimaan diri adalah sadar dan menerima segala
kelemahan dan kelebihan yang ada pada diri kita sendiri dengan disertai kemauan
untuk melakukan perubahan atau perbaikan yang berangkat dari potensi yang telah
ada pada diri kita. Jadi bukan menerima diri apa adanya tanpa ada keinginan
untuk menjadi lebih baik. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan
diri adalah
1. pengharapan,
2. budaya dalam keluarga,
3. rasa sakit yang pernah dialami,
4. ketidakseimbangan antara hati dan pikiran.
Orang yang dapat menerima diri sendiri biasanya juga
bisa menerima orang lain apa adanya. Ia sadar bahwa tak ada seorangpun yang
sempurna di dunia ini, sehingga ia bisa memaklumi dan menerima kekurangan orang
lain. Ia pun tidak mudah mengkritik dan meremehkan orang lain. Mengkritik orang
lain memang bagus, tapi bukan kritik yang menjatuhkan, melainkan untuk
memotivasi orang tersebut untuk lebih baik. Penerimaan diri dipengaruhi oleh
1. self concept (kesadaran kita terhadap keunikan dan seluruh struktur kepribadian
kita)
2. self image (cara kita memandang diri kita sendiri)
Sadar diri atau konsep diri merupakan landasan dari
penghargaan dan penerimaan diri. Jika kita sudah bisa sadar akan segala
kelebihan dan kelemahan kita sendiri maka akan muncullah penerimaan terhadap
diri kita yang sesungguhnya. Dari situlah kita bisa menghargai diri kita
sendiri. Penerimaan memang dapat berarti berserah diri tetapi bukan berarti
menyerah. Justru dengan segala kekurangan yang kita miliki itulah kita harus
terpacu untuk terus memperbaiki diri kita.
=> Cara untuk menerima diri:
1. bersyukur atas apa yang telah dimiliki
2. jangan selalu mengkritik diri sendiri
3. menerima ketika kita diapresiasi orang lain
4. meluangkan waktu bersama orang-orang yang positif
5. menanamkan dalam pikiran bahwa insya
Allah kita akan berhasil dan bahagia
6. menanamkan pikiran positif
7. melakukan dialog dengan diri sendiri yang lebih memberdayakan
8. seyogyanya menetapkan standar atau target yang realistis
=> Indikasi penerimaan diri:
a. percaya diri
b. keberhargaan diri
c. merasa berdaya
d. merasa nyaman
e. merasa puas
f.
merasa sejahtera
g. merasa bebas merdeka
h. merasa bahagia
=> Indikasi penolakan diri:
a. tidak jujur pada diri sendiri
b. tidak menerima kenyataan diri
c. menyembunyikan kegagalan
d. mencari alasan di luar dirinya
e. melempar kesalahan pada orang lain
f.
berupaya dengan berbagai cara
agar menjadi pusat perhatian
g. pembawaannya sering mengkritik orang lain dan mengkritik diri
sendiri
h. membenci diri sendiri
i.
suka marah dan memaksakan
kehendak
=> Tiga pertanyaan penting:
1. Dari mana muncul sikap menerima itu?
Dari kesadaran objektif mengenai jati diri serta apresiasi
2. Mengapa kita harus menerima?
Agar mencapai kesejahteraan serta kebahagiaan diri dan lingkungan
3. Seberapa jauh seseorang harus menerima?
Tergantung dari sensasi positif yang dialami (sense of feeling)
Akhir kata, selalu ada kesempatan untuk orang yang mau
merubah dirinya. Selama kita yakin dan percaya, insya Allah kita akan mampu untuk mewujudkannya. Walaupun banyak
hambatan yang menghadang keyakinan dan rasa optimis harus terus dipelihara.
Hukum universal tentang kepercayaan adalah apa saja yang benar-benar kita
percayai dengan penuh perasaan insya
Allah akan menjadi realita.
Ini adalah rangkuman dari materi yang saya peroleh pada suatu acara lima tahun silam. Saya sendiri tidak mengetahui siapa penyusun aslinya. Adapun penulisan di sini hanya bertujuan untuk saling berbagi dan mengharapkan kebaikan bersama. Semoga bermanfaat.