Akhir
Desember lalu saya berkunjung ke rumah baru kakak saya di Sidoarjo, Jawa Timur.
Kakak saya adalah satu dari sekian banyak korban Lumpur Lapindo yang harus
angkat kaki dari rumahnya karena terdampak lumpur. Dalam bayangan saya
sebelumnya, kawasan yang terkena lumpur sudah semakin meluas sehingga rumah
kakak saya yang berada di sebelah barat jalan raya pun ikut terkena atau paling
tidak sudah hampir kena, sehingga mau tidak mau harus pindah. Terakhir kali
melihat lumpur pada September 2008 silam, tanggul sudah dibuat di sisi timur
Jalan Raya Porong. Beberapa rumah dan toko yang terletak di sisi barat jalan
sudah banyak yang dikosongkan. Mungkin setelah lima tahun berselang, kawasan
terendam lumpur sudah semakin meluas mengingat hingga saat ini lumpur panas masih
terus menyembur dari perut bumi.
Tak
saya sangka ternyata rumah baru kakak saya tidak jauh-jauh amat dari rumah yang
dulu. Lokasi yang sebelumnya sawah itu kini dibuat perumahan baru yang semuanya
diisi oleh korban “gusuran” lumpur. Bedanya rumah yang lama berada di sebelah
barat jalan raya tetapi masih di sebelah timur jalan tol sedangkan rumah yang baru
berada di sebelah barat jalan tol, tak jauh dari Pusat Kerajinan Tas dan Kulit
Tanggulangin. Memang logikanya jika tempat itu bakal terkena lumpur tentu jalan
tol juga direlokasi. Ternyata jalan tol tetap di tempat yang sama, itu artinya
lokasi tersebut memang dianggap cukup aman dari lumpur.
Sore
hari saya diajak berkeliling dengan sepeda motor melihat-lihat lokasi bekas
rumah kakak saya di Desa Ketapang, Kecamatan Tanggulangin. Di tempat tersebut,
sebagian besar rumah sudah dikosongkan, beberapa sudah rata dengan tanah.
Namun, masih ada juga yang tetap tinggal, entah memang tak mau pindah atau
karena masih menunggu sampai rumah baru mereka siap dihuni.
Tepat
di depan rumah lama kakak saya, hamparan sawah tak begitu luas masih tampak
menghijau. Tidak jauh dari situ terlihat sebuah fly over yang baru pertama kali itu saya lihat. Oh… ternyata itu
adalah jalan baru yang dibangun untuk menggantikan Jalan Raya Porong. Heh…
jalan barunya di situ? Langsung seketika saya berpikiran yang bukan-bukan, kalau
dalam jarak yang sebegitu dekat dibangun jalan baru, kenapa penduduk di tempat
ini harus pindah? Kalau memang bakal kena lumpur, kenapa juga dibangun jalan
baru di situ? Pantes, ada beberapa orang yang enggan untuk pindah, nunggu harga
tanah naik dulu baru mau pindah. Tapi ya... sudahlah, toh saya juga bukan
penduduk situ, nggak begitu ngerti pula dengan kondisi yang sesungguhnya seperti apa. Cuma masih bertanya-tanya saja, hmm… .
Dari
situ, kami langsung menuju ke tanggul lumpur. Tanggul yang dulu kering itu kini
tampak menghijau. Tumbuhan liar tumbuh di sepanjang sisi luar tanggul. Begitu pula dengan kawasan di sepanjang jalan
raya, lima tahun lalu sempat terlihat seperti kota mati yang kering, kini daerah
itu tampak lebih hidup dan hijau. Jalan Raya Porong walaupun sudah dibuatkan
penggantinya juga masih tampak ramai.. Begitu pula dengan rel kereta di sisi
timur jalan, tepat di depan tanggul lumpur, juga masih dilalui kereta. Sampai
saat ini memang belum ada jalur rel penggantinya.
Suasana
di atas tanggul lumayan ramai, banyak wisatawan yang datang untuk sekedar
melihat-lihat lumpur dan berfoto-foto ria, tentu saja saya melakukan hal yang
sama. :D Ada pula yang berjalan-jalan di atas lautan lumpur sampai jauh dari
tanggul. Kondisi lumpur yang mengering memungkinkan bagi kita untuk berpijak.
Entah apakah memang kondisinya selalu begitu atau tidak. Karena saat saya
datang sudah beberapa hari tidak turun hujan, kurang tahu apakah setelah hujan
masih bisa digunakan untuk berpijak atau tidak.
Setelah
puas melihat-lihat dan ambil foto-foto di situ, dengan tetap bersepeda motor
kami bergerak ke arah selatan, tempat dimana monumen lumpur berada. Di situ
tampak sebagian lumpur yang masih basah dan berair. Pusat semburan lumpur juga
bisa terlihat jelas, ditandai dengan kepulan asap putih seperti yang dulu
sering muncul di layar televisi. Dari atas tanggul saya turun sedikit ke lautan
lumpur dimana di situ terdapat sebuah replika manusia berbaju kuning. Sure… you know who he is. :D Sampai di
situ, tak lain dan tak bukan, tentu saja berfoto-foto lagi :D Kondisi di situ
lumayan ramai, banyak wisatawan yang berfoto-foto, sementara di atas tanggu ada
beberapa orang yang berjualan. Berikut ini foto-foto yang saya ambil saat di
sana.
Gunung Arjuno
tanggul lumpur tampak menghijau
tiang bekas fly over Jalan Tol Surabaya-Gempol
lumpur yang telah kering
lumpur yang masih basah
monumen peringatan
wisatawan berfoto-foto di dekat replika seseorang
Malam
harinya saya diajak ke sebuah fly over
yang melintas di atas jalan arteri baru. Di situ saya baru bisa menggambarkan
peta daerah itu di dalam otak saya. Sebelumnya masih bingung, karena jalannya
masih terasa asing, belum lagi ditambah dengan beberapa fly over dan underpass
yang sempat saya lewati sebelumnya, serasa ada begitu banyak jalan di sana.
Ternyata jalan baru itu akan dibuat mirip Jalan Gatot Subroto di Jakarta dimana
jalan tol terletak di tengah jalan raya. Bedanya, menurut kakak ipar saya, di
tengah jalan tol itu akan dibangun pula jalur kereta api. Pantes, saat lewat di
sore hari kok jalur kanan dan kiri jalan arteri itu terpisah cukup jauh.
Jalan
arteri baru yang berpangkal di jalan arteri Surabaya-Malang, tepatnya di
bundaran sebelah selatan Stasiun Tanggulangin akan bertemu dengan Jalan Tol
Surabaya-Gempol lalu bergabung menjadi satu melintasi Kecamatan Porong dan berujung
di Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Jadi di daerah itu nantinya akan ada 2
jalan arteri, 1 jalan tol, plus rel kereta api. Sip juga ya, inilah salah satu dampak
positif bencana lumpur. :D Berharap yang
terbaik saja untuk Sidoarjo, semoga masalah lumpur segera tuntas dan pusat
industri Jawa Timur ini bisa terus berkembang sebagai penyangga Kota Surabaya.
It's the best time to make some plans for
BalasHapusthe future and it's time to be happy. I've
read this submit and if I could I desire to counsel you some attention-grabbing issues or
suggestions. Maybe you can write next articles referring to this article.
I want to learn more issues approximately it!
my blog post: Commercial Electricity