Manajemen konsumen berusaha untuk memahami apa yang diinginkan oleh
pasar atau konsumen. Dengan demikian, orientasi pasarnya menjadi jelas,
sehingga perangkat-perangkat yang dibutuhkan pun dapat disesuaikan. Manajemen
konsumen erat kaitannya dengan penawaran wisata terhadap konsumen. Di dalam penawaran
pariwisata, ada empat aspek yang harus diperhatikan. Aspek-aspek tersebut
adalah sebagai berikut
a.
Daya tarik (Attraction)
Agar dapat menarik wisatawan, daerah
tujuan wisata hendaknya memiliki daya tarik baik berupa alam maupun masyarakat
dan budayanya. Sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa, Kota Solo telah memiliki
beragam daya tarik wisata budaya, baik berupa situs-situs budaya maupun
atraksi-atraksi budaya. Selain itu, Kota Solo juga dikenal dengan aneka ragam
kulinernya yang khas, serta menjadi salah satu tujuan wisata belanja. Apalagi
dengan semakin banyaknya mall dan pusat perbelanjaan lain yang dibangun di Solo
dan sekitarnya, membuat wisata belanja menjadi potensi yang dapat lebih
dikembangkan lagi.
Untuk lebih meningkatkan daya tarik
wisata tersebut, Pemerintah Kota telah melakukan sejumlah langkah seperti yang
diuraikan dalam bagian sebelumnya mengenai manajemen produk dan manajemen branding. Selain itu juga diperlukan kerja sama dengan daerah-daerah di
sekitarnya yang masing-masing memiliki potensi pariwisata tersendiri, baik
berupa wisata budaya maupun wisata alam. Sehingga tercipta kerja sama dan
sinergi antar daerah dalam pengembangan pariwisata yang tentunya akan lebih
efektif daripada berjalan sendiri-sendiri.
Solo Batik Carnival
Sumber gambar: kabarindonesia.com
b.
Bisa dicapai (Accesable)
Faktor accesable artinya wisata
domestik dan mancanegara dapat dengan mudah menuju ke tempat wisata tersebut.
Kota Solo sendiri berada di lokasi yang cukup strategis di antara Semarang,
Yogyakarta, dan Surabaya, serta didukung dengan sejumlah infrastruktur yang
cukup baik. Selain terdapat jalan nasional dan jalur kereta api lintas selatan
Jawa, nantinya jalan tol trans Jawa yang menghubungkan Jakarta dan Surabaya
juga akan melewati Solo. Saat ini sedang dibangun jalan tol Semarang-Solo dan
Solo-Kertosono serta double track rel kereta api di jalur selatan.
c.
Fasilitas (Amenities)
Syarat yang ketiga ini memang menjadi salah satu syarat Daerah
Tujuan Wisata (DTW) dimana wisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama di
daerah tersebut. Sebagai sebuah kota besar, Kota Solo telah memiliki fasilitas
yang cukup memadai, baik berupa hotel, restoran, pusat perbelanjaan, perbankan,
maupun sarana transportasi umum. Badan Promosi Pariwisata Daerah Kota Surakarta
mencatat, Solo kini memiliki 5.010 unit kamar hotel, baik hotel berbintang
maupun non bintang. Adapun jumlah hotel berbintang sebanyak 34 buah dengan
3.150 unit kamar. Angka ini naik 190% dibanding tahun 2010 dimana saat itu
terdapat 1.086 kamar. Sementara hotel non bintang berjumlah 124 buah yang
menyediakan 1.860 unit kamar, dimana angka ini justru turun 19% dalam tiga
tahun terakhir.
Guna mendukung poin accesable dan amenities,
Jokowi beberapa kali melobi Pemerintah Pusat agar pintu gerbang Solo Raya, yakni
Bandara Adi Sumarmo segera dikembangkan. Kondisi landasan pacu bandara cukup
layak untuk penerbangan internasional, tetapi karena terminalnya yang kecil,
hanya sedikit pesawat yang bisa ditampung. Selain itu, penerbangan sipil juga
harus berbagi dengan keperluan militer karena bandara ini juga berstatus sebagai
Pangkalan TNI Angkatan Udara (AU).
Akhirnya pada tahun 2009, terminal baru yang
lebih besar telah selesai dikerjakan dan diresmikan secara langsung oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Terminal baru berada di sisi utara runway
dan dikhususkan untuk penerbangan sipil, sementara terminal lama yang berada di sisi selatan runway
digunakan sepenuhnya sebagai Pangkalan TNI AU. Dengan beroperasinya terminal
baru tersebut, kini Bandara Adi Sumarmo dapat menampung lebih banyak pesawat
dan meningkatkan kapasitas pelayanannya menjadi 2,5 juta penumpang per tahun.
Bandara Internasional Adi Sumarmo
Sumber gambar: obornews.com
d.
Adanya Lembaga
Pariwisata (Ancillary)
Dengan adanya lembaga pariwisata, maka
pengembangan pariwisata dapat lebih terencana secara komprehensif. Selain itu,
lembaga pariwisata juga perlu berperan aktif dalam melakukan promosi pariwisata
dan berhubungan dengan wisatawan, agar dapat mendongkrak jumlah wisatawan yang
datang. Salah satu produk yang dihasilkan oleh Pemerintah Kota Solo adalah
kalender event tahunan yang biasanya diterbitkan menjelang akhir tahun. Dengan kalender
event ini, semua pihak yang berkepentingan dapat mengetahui jadwal pelaksanaan
setiap event yang akan digelar di Kota Solo, mulai dari awal tahun hingga akhir
tahun depan. Sehingga masing-masing pihak dapat melakukan persiapan dengan lebih
dini, baik para pengelola hotel, biro perjalanan wisata, calon wisatawan, maupun
pihak pemkot sendiri.