Pages

Selasa, 28 Juli 2015

Menjajal Railbus Batara Kresna

Railbus Batara Kresna adalah kereta api perintis yang melayani rute Solo-Wonogiri. Railbus melayani penumpang dari Stasiun Purwosari di Kota Solo hingga Stasiun Wonogiri di Kabupaten Wonogiri sejauh lebih kurang 37 kilometer. Sepanjang perjalanan, railbus berhenti di tiga stasiun, yakni Stasiun Solo Kota di Kota Solo serta Stasiun Sukoharjo dan Pasar Nguter di Kabupaten Sukoharjo. Railbus Batara Kresna mulai beroperasi secara reguler sejak 11 Maret 2015. Kebetulan bulan Maret lalu saya pulang ke Solo selama sekitar satu minggu, tetapi tiket balik saya ke Jakarta juga tanggal 11 Maret dini hari, pas banget tidak bisa lihat launching railbus keesokan harinya.

Jadwal perjalanan railbus adalah sebanyak 2 kali sehari pergi pulang (PP). Railbus berangkat dari Purwosari pukul 06.00 dan 10.00, sementara dari Wonogiri pukul 08.00 dan 12.15. Loket penjualan tiket dibuka 3 jam sebelum keberangkatan, kecuali untuk keberangkatan pagi yang baru dibuka pukul 04.30. Harga tiket ditetapkan sebesar Rp 4.000. Menurut pemberitaan di media, minat warga untuk naik railbus ini sangat besar, terbukti dari tiket railbus yang selalu laris manis. Apalagi pada saat liburan, 100 persen tiket selalu ludes.

Railbus Batara Kresna

Berhubung railbus adalah kereta lokal, maka penjualan tiketnya tidak dilakukan secara online. Calon penumpang harus datang langsung ke loket penjualan di stasiun. Setiap stasiun di sepanjang perjalanan railbus sudah memiliki jatah tiketnya masing-masing. Saya kurang tahu berapa pastinya kapasitas railbus ini, ada yang menyebut 117 penumpang, ada pula yang menyebut 146 penumpang.

Minggu lalu, mumpung bisa libur lebaran cukup lama di Solo, saya berencana berwisata ke Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri dengan naik railbus ini. Pagi-pagi buta saya naik motor membonceng adik saya ke Stasiun Purwosari. Sekitar pukul 05.30 saya sudah mengantre di loket Stasiun Purwosari, tetapi tiket ke Wonogiri ternyata sudah habis. Trus kenapa banyak yang masih antre di loket? Ternyata mereka antre untuk tiket pukul 10.00 yang baru akan dibuka penjualannya pukul 07.00. Waduh… .

Karena jam 10.00 itu sudah terlalu siang untuk berangkat piknik, maka terpaksa liburan ke Waduk Gajah Mungkur dibatalkan. Iseng-iseng bertanya ke petugas loket, ternyata masih banyak tiket tersisa untuk perjalanan sampai ke Sukoharjo saja. Tanpa banyak berpikir panjang, saya beli saja 2 tiket untuk perjalanan ke Sukoharjo bersama adik saya dengan harga tiket sama, yakni Rp 4.000. Batal ke Wonogiri tak masalah yang penting bisa merasakan naik railbus menyusuri Jalan Brigjen Slamet Riyadi. Sebelumnya belum pernah sama sekali saya merasakan naik kereta di bekas jalur trem ini.

Ruang Tunggu Stasiun Purwosari

Sebelum berangkat, motret-motret sedikit dan ambil gambar railbus yang datang dari dipo kereta di Stasiun Solo Balapan saat masuk ke Stasiun Purwosari. Tepat pukul 06.00 railbus berangkat dari Stasiun Purwosari. Setelah melintasi perlintasan Jalan Hasanudin dan rel bengkong Purwosari, railbus berjalan dengan kecepatan sekitar 15 km/jam menyusuri rel di sepanjang Jalan Brigjen Slamet Riyadi dan Jalan Mayor Sunaryo hingga masuk ke kelurahan Sangkrah dan berhenti di Stasiun Solo Kota (biasa juga disebut Stasiun Sangkrah). Pemandangan yang disuguhkan cukup menarik dan tidak biasa, karena rel ini berada tepat di tepi jalan protokol Kota Solo. Kita bisa melihat gedung-gedung perkantoran, pertokoan, dan pusat perbelanjaan di sepanjang jalan, selain itu kita bisa melihat rindangnya taman dan city walk di sepanjang jalan. Berhubung masih pagi dan libur sekolah, saat itu jalan-jalan masih tampak lengang.

Jalan Brigjen Slamet Riyadi, Solo

Sampai di Stasiun Solo Kota sudah banyak calon penumpang yang menunggu di peron jalur 2.  Stasiun Solo Kota telah direnovasi untuk menyambut kembali aktifnya jalur Solo-Wonogiri. Di sebelah selatan stasiun ini kini telah dibangun tembok pembatas dengan pemukiman warga. Selain itu, jalur kereta ditambah lagi menjadi 3 jalur seperti semula. Sebelumnya jalur kereta di stasiun ini sempat berkurang menjadi 2 jalur saja.  Selepas Stasiun Solo Kota  petugas mulai melakukan pemeriksaan tiket, sementara itu, railbus berjalan dengan lebih cepat sekitar 30 km/jam menyusuri perkampungan padat penduduk di Kelurahan Sangkrah dan Semanggi hingga menyeberangi Sungai Bengawan Solo.

Stasiun Solo Kota

Sungai Bengawan Solo pada titik itu merupakan batas antara Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo. Setelah menyeberangi sungai, pemandangan pemukiman padat penduduk langsung berubah menjadi hamparan sawah yang luas dan menghijau di kedua sisi rel. Sesekali  railbus akan melewati pemukiman, tetapi pemandangan hamparan sawah akan lebih dominan di sepanjang perjalanan hingga memasuki ibukota Kabupaten Sukoharjo. Terlihat ada banyak rumah-rumah penduduk yang berada sangat dekat dengan rel kereta api, selain mepet, banyak pula pintu depan rumah yang menghadap ke arah rel. Mungkin hal ini menjadi salah satu sebab mengapa railbus tidak dapat dipacu dengan kecepatan tinggi di jalur ini.

Hijaunya hamparan sawah di Kabupaten Sukoharjo

Pukul 06.55 railbus memasuki Stasiun Sukoharjo. Di sana sudah banyak calon penumpang yang menunggu di peron jalur 2. Berhubung tiket saya hanya sampai Sukoharjo maka saya pun turun di stasiun ini. Sebelum keluar, saya abadikan dulu momen berangkatnya railbus dari Stasiun Sukoharjo dan sedikit ambil gambar stasiun ini. Stasiun Sukoharjo hanya memiliki 2 jalur dengan jalur 2 sebagai sepur lurus. Melihat lokasinya,bila nantinya perjalanan kereta semakin banyak dan memerlukan lebih banyak jalur, masih ada cukup ruang jika stasiun ini ingin ditambah menjadi 3 jalur.  Namun, tetap harus menggusur sebuah bangunan di sebelah utara stasiun yang dibangun sangat mepet di sebelah timur jalur 2.

Stasiun Sukoharjo

Ketika sampai di loket penjualan tiket, ternyata keberangkatan railbus ke Solo pukul  08.50 sudah habis. Gak mungkin juga saya menunggu tiket perjalanan kedua pukul 13.05, mau ngapain juga lama-lama di Sukoharjo. Tidak ada tempat wisata yang dekat dengan stasiun ini. Akhirnya saya keluar stasiun untuk mencari bus. Ternyata Stasiun Sukoharjo terletak sangat dekat dengan jalan protokol Kota Sukoharjo, tinggal jalan sedikit sudah sampai di tepi jalan, tepatnya di antara Pasar Ir. Soekarno dan Proliman Sukoharjo. Dari situ saya naik bus Wahyu Putro jurusan Sukoharjo-Kartasura  dengan membayar Rp 6.000 per orang dan berhenti tepat di depan Stasiun Purwosari.

Stasiun Sukoharjo

Lama perjalanan menggunakan bus dari depan Pasar Ir. Soekarno sampai ke Stasiun Purwosari pagi itu sekitar 45 menit. Dari situ saya baru berpikir, dulunya saya mengira perjalanan dari Purwosari ke Wonogiri selama 1 jam 45 menit dan dari Solo ke Sukoharjo selama 55 menit itu terlalu lama. Ini karena saya membandingkannya dengan motor, ternyata bila menggunakan bus umum, beda waktu tempuhnya tidak terlalu lama. Selain lebih murah, naik railbus juga lebih nyaman karena railbus ber-AC sementara bus-bus yang ada tidak ber-AC. Pantas saja tiket railbus selalu ludes terjual.

Melihat besarnya animo masyarakat untuk naik railbus, semoga frekuensi perjalanan kereta bisa ditambah. Mungkin pemerintah perlu menyediakan rangkaian baru dengan kapasitas yang lebih besar. Selain itu, semoga hambatan di sepanjang rel bisa segera diatasi, seperti pemukinam penduduk yang terlalu dekat, perlintasan sebidang yang belum dilengkapi palang pintu, serta kualitas rel itu sendiri. Jika itu semua dapat diselesaikan, mungkin perjalanan dari Solo ke Wonogiri maupun sebaliknya bisa lebih cepat dibanding bus atau kendaraan pribadi sekalipun. Salam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo bagi yang mau berkomentar, silakan mengisi kotak di bawah ini :)