Railbus Batara Kresna adalah sebuah kereta perintis yang beroperasi di jalur Solo-Wonogiri. Jalur rel
kereta api Solo-Wonogiri mulai dibangun pada tahun 1922. Dahulu rel dibangun
dari Solo hingga sampai ke Stasiun Baturetno. Namun, jalur tersebut telah terputus
sejak dibangunnya Waduk Gajah Mungkur. Kini perjalanan kereta api hanya bisa
sampai di Stasiun Wonogiri. Terdapat empat stasiun yang beroperasi di jalur
ini, yakni Stasiun Solo Kota, Stasiun Sukoharjo, Stasiun Pasar Nguter, dan
Stasiun Wonogiri. Dahulu terdapat pula beberapa halte pemberhentian kereta di
sepanjang jalur ini, tetapi halte-halte tersebut kini sudah tidak dioperasikan
lagi, beberapa sudah rusak bahkan hilang
tak berbekas.
Jalur
Solo-Wonogiri merupakan jalur yang cukup istimewa. Sebagian jalurnya, tepatnya
di petak antara Stasiun Purwosari dan Solo Kota, saat ini merupakan
satu-satunya jalur kereta api di
Indonesia yang melintas tepat di tepi jalan protokol, yakni Jalan Brigjen Slamet Riyadi, Solo. Jalur ini
sempat mati beberapa tahun semenjak kereta Feeder Wonogiri rute Purwosari-Wonogiri
berhenti beroperasi pada tahun 2011. Hanya petak antara Stasiun Purwosari dan
Solo Kota yang masih aktif karena digunakan sebagai rute kereta api uap wisata
“Sepur Kluthuk Jaladara”.
Pada tahun 2011
Kota Solo menerima hibah railbus senilai Rp 16 milyar dari Kementerian
Perhubungan. Oleh Jokowi, Walikota Solo saat itu, railbus yang diproduksi oleh
PT INKA Madiun tersebut diberi nama Batara Kresna dan di-launching pada
acara karnaval HUT Kota Solo ke 266 pada bulan Februari 2011. Railbus terdiri
dari 3 kereta dengan kapasitas 117 penumpang. Berbeda dengan rangkaian kereta
biasa yang dapat dipisah-sambungkan keretanya, rangkaian kereta railbus
bersifat permanen.
Railbus Batara Kresna melintas di Jalan Brigjen Slamet Riyadi, Solo
Sumber: www.surakarta.go.id
Sejak awal
railbus memang ditujukan untuk melayani rute Solo-Wonogiri demi menghidupkan dan
memelihara keaktifan jalur tersebut. Namun, upaya tersebut tidak berjalan
dengan mudah, banyak hambatan yang dihadapi terutama terkait kesiapan jalur rel
dan harga tiket yang akan dibebankan kepada penumpang, hingga kemudian railbus
menjadi armada idle yang dianggurkan. Petak antara Stasiun Solo Kota
hingga Stasiun Sukoharjo sudah lebih awal siap digunakan, tetapi dari Sukoharjo
hingga Wonogiri memerlukan banyak perbaikan.
Railbus sempat
digunakan untuk mendukung operasional Kereta Api Prambanan Ekspres (Prameks) dengan
rute Sukoharjo-Solo-Yogyakarta sebelum kembali dianggurkan selama beberapa
lama. Setelah keseluruhan jalur siap digunakan, mulai dari perbaikan rel dan
jembatan hingga pembersihan jalur dari dahan dan ranting pohon yang menghalangi
jalannya kereta, serta adanya kepastian subsidi dari Pemerintah Pusat, maka railbus
Batara Kresna resmi beroperasi secara reguler sejak 11 Maret 2015 dengan harga
tiket Rp 4.000.
Interior Railbus Batara Kresna
Railbus Batara
Krena termasuk dalam jenis kereta api perintis bersama dengan Kereta Api Jenggala
rute Sidoarjo-Mojokerto. Kedua kereta tersebut mendapat subsidi untuk per
perjalanan, artinya banyak atau sedikitnya penumpang tidak mempengaruhi
besarnya subsidi, kereta akan tetap dijalankan meskipun penumpang hanya sedikit.
Pemerintah memang telah berencana untuk mengoperasikan sejumlah kereta perintis
di beberapa jalur mati dengan skema subsidi tersebut. Kebijakan tersebut
dilakukan agar masyarakat kembali tertarik menggunakan moda transportasi kereta
api, sehingga jalur-jalur yang sekarang mati bisa kembali aktif sekaligus untuk
mengurangi beban kepadatan di jalan
raya.
Jenis subsidi
ini berbeda dengan jenis subsidi Public Service Obligation (PSO) yang
diberikan dengan hitungan jumlah penumpang. Semakin banyak penumpang maka
semakin banyak subsidi yang diberikan, sebab subsidi diberikan per penumpang.
Jenis subsidi ini diberikan pada beberapa jenis kereta, seperti sejumlah kereta
ekonomi jarak jauh, KRL Commuterline Jabodetabek, KRD Lokal Bandung
Raya, dan Kereta Api Prambanan Ekspres (Prameks).
Kini Railbus
Batara Kresna dioperasikan 2 kali sehari pergi pulang (PP) dengan rute dari
Stasiun Purwosari hingga Stasiun Wonogiri. Railbus tidak berjalan secepat
kereta antar kota lainnya. Ketika melintas di sepanjang Jalan Brigjen Slamet
Riyadi railbus berjalan dengan kecepatan sekitar 15 km/jam, sementara selepas
Stasiun Solo Kota hingga Stasiun Wonogiri railbus dipacu dengan kecepatan
sekitar 30 km/jam. Railbus menempuh perjalanan sekitar 37 km dengan lama
perjalanan 1 jam 45 menit. Penumpang railbus akan disuguhi pemandangan
perkotaan sepanjang Jalan Slamet Riyadi, perkampungan, sungai, hingga hijaunya
hamparan sawah di Kabupaten Sukoharjo.
Animo
masyarakat untuk naik railbus ternyata sangat besar, terbukti dari tingkat keterisian
penumpang yang hampir selalu mencapai 100 persen. Tak jarang banyak calon
penumpang yang kecewa karena kehabisan tiket. Calon penumpang harus mengantre
saat loket penjualan tiket dibuka beberapa jam sebelum railbus diberangkatkan.
Dengan melihat besarnya animo masyarakat tersebut, mungkin perlu dipikirkan
tentang penambahan armada dan jadwal keberangkatan. Selain itu, sejumlah
perlintasan sebidang juga masih belum dilengkapi dengan palang pintu. Apabila
seluruh perlintasan sebidang telah dilengkapi dengan palang pintu, dan kualitas
rel ditingkatkan, maka railbus bisa dipacu lebih cepat sehingga waktu tempuh
bisa dipersingkat.
Saat ini
railbus belum dapat memenuhi kebutuhan komuter Wonogiri-Solo karena jadwal yang
kurang sesuai dan waktu tempuh yang cukup lama. Railbus masih lebih dominan
ditujukan untuk kepentingan wisata. Apabila kebutuhan komuter dapat ter-cover,
maka akan semakin banyak masyarakat yang beralih ke angkutan umum masal dan
mengurangi beban kepadatan di jalan raya Solo-Wonogiri. Pengurangan waktu
tempuh dan penyesuaian jadwal kiranya perlu dilakukan bila railbus dan jalur
rel ini diharapkan dapat memberi manfaat yang lebih optimal.
Diolah dari berbagai sumber dan pengalaman pribadi, silakan dikoreksi bila terdapat kesalahan. :)
Diolah dari berbagai sumber dan pengalaman pribadi, silakan dikoreksi bila terdapat kesalahan. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Monggo bagi yang mau berkomentar, silakan mengisi kotak di bawah ini :)