Sejak bulan Juni 2017 lalu, Kota Solo telah memiliki sebuah
jembatan atau sering disebut dengan skybridge yang menghubungkan Terminal Tirtonadi dengan Stasiun Solo Balapan. Terminal
Tirtonadi merupakan terminal tersibuk di Jawa Tengah dengan jumlah penumpang
hingga 20 ribu orang setiap harinya. Sementara Stasiun Solo Balapan, yang merupakan
stasiun besar kelas I, setiap harinya melayani ribuan penumpang ke berbagai
kota tujuan di Pulau Jawa.
Skybridge ini dibangun untuk
mengintegrasikan kedua pusat tranportasi publik di Kota Solo tersebut. Kebetulan
jarak keduanya memang berdekatan. Tak hanya itu, dengan sedang berlangsungnya
proses pembangunan jalur kereta bandara dari Stasiun Solo Balapan menuju
Bandara Internasional Adi Soemarmo di Ngemplak, Boyolali, maka secara tidak langsung
skybridge ini juga menghubungkan penumpang “ban karet” dengan moda transportasi
udara. Ini merupakan bentuk implementasi
konsep Transit Oriented Development (TOD)
dan konektivitas antar moda transportasi. Sebelumnya penumpang kereta api dari
Stasiun Solo Balapan yang akan melanjutkan perjalanan menggunakan bus dari
Terminal Tirtonadi maupun sebaliknya harus naik angkutan umum seperti taksi,
becak, atau ojek dengan rute yang memutar. Sekarang penumpang dapat berjalan
langsung dari dan ke Stasiun Solo Balapan atau Terminal Tirtonadi melalui
skybridge yang membentang sepanjang 437 meter ini.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau skybridge
Sumber gambar: detik.com
Proyek pembangunan skybridge dibagi
menjadi dua bagian dengan anggaran mencapai sekitar Rp 21 miliar. Bagian yang berada di
komplek Stasiun Solo Balapan dikerjakan oleh PT KAI, sementara yang berada di
luar komplek stasiun hingga ke Terminal Tirtonadi dikerjakan oleh Kementerian
Perhubungan (Kemenhub), tentu saja dengan melibatkan campur tangan Pemerintah
Kota Surakarta. Awalnya proyek ini sempat menuai penolakan dari warga sekitar,
selain dianggap mengganggu, warga juga khawatir soal keamanan dan kebersihan. Namun,
permasalahan ini akhirnya bisa diselesaikan dengan baik.
Pembangunan skybridge
Sumber gambar: Taqoballoh Rido
Pada bulan Juni 2016, bagian yang menjadi
tanggung jawab Kemenhub sudah mulai dikerjakan. Bagian ini tampak berkonsep tradisional dengan
dominasi warna biru dan putih. Logo Kemenhub tampak dipasang di kaca berikut motif batik
khas Solo. Sementara lantainya menggunakan keramik kasar. Skybridge pada bagian
ini memiliki ketinggian 5 meter dengan lebar 3 meter. Pilar penyangganya
menggunakan sistem satu pilar beton agar tidak memakan badan jalan. Pada
Desember 2016 proyek pembangunannya telah dapat diselesaikan.
Interior skybridge pada siang hari
Sumber gambar: suara merdeka
Interior skybridge di malam hari
Sumber gambar: indoinspector.blogspot.co.id
Eksterior skybridge
Sumber gambar: kbr.id
Sementara bagian yang menjadi tanggung
jawab PT KAI dibangun belakangan dan baru bisa diselesaikan sekitar bulan Maret atau April
2017. Bagian ini memiliki spesifikasi yang berbeda dengan yang dibangun oleh
Kemenhub. Skybridge pada bagian ini berkonsep modern dengan pilar penyangganya
menggunakan pilar ganda dari baja. Sementara tingginya mencapai 6,7 meter
dengan lebar 4,2 meter. Skybridge di area Stasiun Solo Balapan memang harus
dibuat lebih tinggi karena harus melintas di atas atap stasiun. Di dalam area
stasiun terdapat 2 ramp, yaitu di jalur 6 dan jalur 1. Dua proyek terpisah itu
disambung menjadi satu di atas tembok utara Stasiun Solo Balapan. Selain
menggunakan tangga, ramp skybridge di Stasiun Solo Balapan dilengkapi pula
dengan eskalator.
Ramp skybridge di Jalur 1 Stasiun Solo Balapan
Sumber gambar: Tribun Solo
Ramp skybridge di Jalur 6 Stasiun Solo Balapan
Sumber gambar: Solopos
Interior skybridge
Sumber gambar: solopos
Skybridge di atas Stasiun Solo Balapan
Sumber gambar: Shaggy Sigit Sarwanto
Pertemuan 2 bagian skybridge
Sumber gambar: solopos
Mesin tiket kereta api di Terminal Tirtonadi
Sumber gambar: Shaggy Sigit Sarwanto
Salah satu sudut Terminal Tirtonadi tempat mesin tiket kereta berada
Sumber gambar: Shaggy Sigit Sarwanto
Pada 1 Juni 2017 skybridge sudah mulai dibuka
untuk menyambut musim mudik lebaran 2017. Namun, tidak semua orang dapat bebas
melintasi skybridge. Demi menjaga sterilisasi penumpang stasiun, maka hanya
penumpang kereta saja yang dapat menggunakannya. Baik penumpang yang baru turun
dari kereta maupun calon penumpang kereta yang sudah memiliki tiket. Untuk itu
telah disediakan mesin untuk pembelian tiket kereta api di Terminal Tirtonadi. Dengan
demikian penumpang dari terminal dapat memperoleh tiket dengan mudah sebelum
memasuki skybridge untuk menuju ke Stasiun Solo Balapan. Semoga keberadaan skybridge ini dapat semakin mendorong penggunaan transportasi umum oleh masyarakat, sehingga dapat mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas di Solo dan sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Monggo bagi yang mau berkomentar, silakan mengisi kotak di bawah ini :)