Pages

Selasa, 05 September 2017

Mengenal Skybridge Solo, Penghubung Terminal Tirtonadi dan Stasiun Solo Balapan

Sejak bulan Juni 2017 lalu, Kota Solo telah memiliki sebuah jembatan atau sering disebut dengan skybridge yang menghubungkan Terminal Tirtonadi dengan Stasiun Solo Balapan. Terminal Tirtonadi merupakan terminal tersibuk di Jawa Tengah dengan jumlah penumpang hingga 20 ribu orang setiap harinya. Sementara Stasiun Solo Balapan, yang merupakan stasiun besar kelas I, setiap harinya melayani ribuan penumpang ke berbagai kota tujuan di Pulau Jawa.

Skybridge ini dibangun untuk mengintegrasikan kedua pusat tranportasi publik di Kota Solo tersebut. Kebetulan jarak keduanya memang berdekatan. Tak hanya itu, dengan sedang berlangsungnya proses pembangunan jalur kereta bandara dari Stasiun Solo Balapan menuju Bandara Internasional Adi Soemarmo di Ngemplak, Boyolali, maka secara tidak langsung skybridge ini juga menghubungkan penumpang “ban karet” dengan moda transportasi udara. Ini merupakan bentuk implementasi konsep Transit Oriented Development (TOD) dan konektivitas antar moda transportasi. Sebelumnya penumpang kereta api dari Stasiun Solo Balapan yang akan melanjutkan perjalanan menggunakan bus dari Terminal Tirtonadi maupun sebaliknya harus naik angkutan umum seperti taksi, becak, atau ojek dengan rute yang memutar. Sekarang penumpang dapat berjalan langsung dari dan ke Stasiun Solo Balapan atau Terminal Tirtonadi melalui skybridge yang membentang sepanjang 437 meter ini.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau skybridge
Sumber gambar: detik.com

Proyek pembangunan skybridge dibagi menjadi dua bagian dengan anggaran mencapai sekitar Rp 21 miliar. Bagian yang berada di komplek Stasiun Solo Balapan dikerjakan oleh PT KAI, sementara yang berada di luar komplek stasiun hingga ke Terminal Tirtonadi dikerjakan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub), tentu saja dengan melibatkan campur tangan Pemerintah Kota Surakarta. Awalnya proyek ini sempat menuai penolakan dari warga sekitar, selain dianggap mengganggu, warga juga khawatir soal keamanan dan kebersihan. Namun, permasalahan ini akhirnya bisa diselesaikan dengan baik.

Pembangunan skybridge
Sumber gambar: Taqoballoh Rido

Pada bulan Juni 2016, bagian yang menjadi tanggung jawab Kemenhub sudah mulai dikerjakan.  Bagian ini tampak berkonsep tradisional dengan dominasi warna biru dan putih. Logo Kemenhub tampak dipasang di kaca berikut motif batik khas Solo. Sementara lantainya menggunakan keramik kasar. Skybridge pada bagian ini memiliki ketinggian 5 meter dengan lebar 3 meter. Pilar penyangganya menggunakan sistem satu pilar beton agar tidak memakan badan jalan. Pada Desember 2016 proyek pembangunannya telah dapat diselesaikan.

Interior skybridge pada siang hari
Sumber gambar: suara merdeka

Interior skybridge di malam hari
Sumber gambar: indoinspector.blogspot.co.id

Eksterior skybridge
Sumber gambar: kbr.id

Sementara bagian yang menjadi tanggung jawab PT KAI dibangun belakangan dan baru bisa diselesaikan sekitar bulan Maret atau April 2017. Bagian ini memiliki spesifikasi yang berbeda dengan yang dibangun oleh Kemenhub. Skybridge pada bagian ini berkonsep modern dengan pilar penyangganya menggunakan pilar ganda dari baja. Sementara tingginya mencapai 6,7 meter dengan lebar 4,2 meter. Skybridge di area Stasiun Solo Balapan memang harus dibuat lebih tinggi karena harus melintas di atas atap stasiun. Di dalam area stasiun terdapat 2 ramp, yaitu di jalur 6 dan jalur 1. Dua proyek terpisah itu disambung menjadi satu di atas tembok utara Stasiun Solo Balapan. Selain menggunakan tangga, ramp skybridge di Stasiun Solo Balapan dilengkapi pula dengan eskalator.

Ramp skybridge di Jalur 1 Stasiun Solo Balapan
Sumber gambar: Tribun Solo

Ramp skybridge di Jalur 6 Stasiun Solo Balapan
Sumber gambar: Solopos

Interior skybridge
Sumber gambar: solopos

Skybridge di atas Stasiun Solo Balapan
Sumber gambar: Shaggy Sigit Sarwanto

Pertemuan 2 bagian skybridge
Sumber gambar: solopos

Mesin tiket kereta api di Terminal Tirtonadi
Sumber gambar: Shaggy Sigit Sarwanto

Salah satu sudut Terminal Tirtonadi tempat mesin tiket kereta berada
Sumber gambar: Shaggy Sigit Sarwanto

Pada 1 Juni 2017 skybridge sudah mulai dibuka untuk menyambut musim mudik lebaran 2017. Namun, tidak semua orang dapat bebas melintasi skybridge. Demi menjaga sterilisasi penumpang stasiun, maka hanya penumpang kereta saja yang dapat menggunakannya. Baik penumpang yang baru turun dari kereta maupun calon penumpang kereta yang sudah memiliki tiket. Untuk itu telah disediakan mesin untuk pembelian tiket kereta api di Terminal Tirtonadi. Dengan demikian penumpang dari terminal dapat memperoleh tiket dengan mudah sebelum memasuki skybridge untuk menuju ke Stasiun Solo Balapan. Semoga keberadaan skybridge ini dapat semakin mendorong penggunaan transportasi umum oleh masyarakat, sehingga dapat mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas di Solo dan sekitarnya.