Pages

Senin, 20 Agustus 2018

Museum Radya Pustaka, Penjaga Jejak Sejarah Tanah Jawa


Pada libur lebaran lalu saya menyempatkan diri berkunjung ke Museum Radya Pustaka. Museum tertua di Kota Solo ini didirikan oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV di Dalem Kepatihan pada tanggal 18 Oktober 1890, saat masa pemerintahan Pakubuwono IX, raja Kasunanan Surakarta. Namun, sejak 1 Januari 1913 museum dipindahkan ke lokasinya yang sekarang, tepatnya di Jl. Brigjen Slamet Riyadi Nomor 275, Sriwedari, Solo. Sebelumnya bangunan museum ini adalah rumah seorang warga negara Belanda bernama Johannes Busselaar. 

Tampak Depan 

Secara etimologi, kata radya berarti pemerintah, sedangkan pustaka berarti surat. Jadi dulunya museum ini adalah tempat penyimpanan surat-surat kerajaan. Seiring berjalannya waktu, barang yang disimpan semakin banyak dan beragam, hingga akhirnya menjadi sebuah museum. Apabila ditinjau dari saat dibukanya museum, maka museum ini merupakan museum tertua kedua di Indonesia setelah Museum Nasional Republik Indonesia atau Museum Gajah di Jakarta.

Bangunan Museum

Museum Radya Pustaka buka setiap hari Selasa-Minggu sekitar pukul 09.00-15.00, ada perbedaan jam buka pada hari Jumat tapi saya lupa. Saat itu saya datang hari Senin, tetapi karena sedang masa libur lebaran museum buka setiap hari. Saat memasuki halaman museum kita akan menjumpai sebuah patung setengah badan yang merupakan patung dari R. Ng. Ronggowarsito, seorang pujangga besar Kasunanan Surakarta. Halaman museum juga cukup luas untuk parkir mobil. Sementara parkir sepeda motor ada di sebelah kiri dari arah pintu masuk.
Sebelum masuk ke dalam museum kita akan diminta untuk mengisi daftar hadir di buku tamu tanpa harus membayar. Ya... masuk ke museum ini gratis... tis, agak heran juga sebenarnya, entah khusus untuk libur lebaran saja ataukah berlaku setiap saat. Saya pun langsung masuk ke dalam museum dan melihat-lihat satu per satu koleksi museum mulai dari ruang depan hingga ke belakang. Namun, saya tidak membaca seluruh detail keterangan yang tertulis. Karena saya datang memang sekedar untuk lihat-lihat saja. Hueheu... .

Meja Resepsionis

Oleh karena bangunan museum ini dulunya adalah sebuah rumah, maka tata letak museum ini agak berbeda dari museum lainnya. Ada ruang depan, ruang tengah, ruang belakang, dan beberapa ruang-ruang berpintu di dalamnya. Di dalam museum tersimpan banyak benda-benda kuno, seperti senjata tradisional, wayang, arca, keramik, seperangkat gamelan, prasasti, uang kuno, naskah kuno, hingga replika perahu dan bangunan. Di beberapa titik tersedia layar monitor yang menampilkan video penjelasan tentang koleksi yang dipajang. Berikut ini foto-foto yang saya ambil selama berada di dalam museum.


Koleksi di Ruang Depan

Pistol Laras Panjang, Pistol Laras Pendek, dan Replika Meriam

Keris

Senjata Tradisional

Replika Perahu Rajamala

Ruang Tengah ditempati Seperangkat Gamelan

Wayang Kulit

Mesin Ketik Huruf Jawa dan koleksi lainnya

Mesin Jam

Uang Kuno

Replika Makam Imogiri dan Masjid Agung Demak

Melihat lebih dekat Replika Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri

Replika Menara Kraton Kasunanan, Panggung Sangga Buwana

Pakaian Adat

Adapun naskah kuno ditempatkan di satu ruangan khusus yang terkunci. Ruangan itu tidak dibuka untuk umum dan hanya dikhususkan untuk orang dengan keperluan tertentu, misalnya untuk penelitian. Kalau dari informasi yang saya dapat dari sejumlah situs di internet, sebagian besar naskah kuno tersebut ditulis dalam bahasa Jawa atau Belanda. Ada ribuan naskah kuno dimana sekitar 400 diantaranya merupakan manuskrip atau ditulis dengan tangan, selain itu ada juga Alquran yang ditulis dengan huruf dan bahasa Jawa.

Dengan begitu banyaknya koleksi benda-benda bersejarah di Museum Radya Pustaka, baik asli maupun replika, maka tak salah kiranya bila museum ini saya sebut sebagai penjaga jejak sejarah tanah Jawa. Sayang sekali tidak semua koleksi museum bisa saya foto dan saya bagikan. Tentunya biar Anda semua penasaran dan mau berkunjung langsung ke Museum Radya Pustaka. Haaha... . Let’s go to Solo, the spirit of Java.